Kapak Berdarah menjadi julukan bagi peristiwa tragis ini, yang menyisakan duka mendalam bagi keluarga korban dan masyarakat setempat.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Kapuas Hulu, Iptu Rinto Sihombing, mengungkapkan bahwa kejadian tersebut dipicu oleh amarah pelaku setelah permintaannya untuk membeli sepeda motor baru dan segera dinikahkan ditolak oleh sang ibu.
“Korban menolak permintaan pelaku karena mempertimbangkan kondisi ekonomi keluarga dan ketidakstabilan pekerjaan pelaku,” ujar Rinto, Kamis (2/1/2025).
Penolakan ini memicu kemarahan pelaku yang kemudian mengambil kapak dari dapur dan menyerang korban dari belakang pada Sabtu (14/12/2024) pukul 21.00 WIB. Serangan brutal tersebut menyebabkan korban meninggal di tempat.
Setelah membunuh ibunya, pelaku menyeret tubuh korban ke sebuah rumah kosong di belakang rumah mereka untuk menyembunyikan jasadnya. Pada keesokan pagi, pelaku berpura-pura menemukan jasad korban dan melaporkan kejadian tersebut kepada bibinya.
Namun, keluarga yang curiga melaporkan kasus ini kepada pihak kepolisian. Investigasi cepat yang dilakukan Polres Kapuas Hulu dan Polsek Silat Hilir mengungkap fakta sebenarnya.
“Kami mengamankan barang bukti berupa kapak, kain kerudung, dan beberapa barang lainnya. Pelaku telah mengakui perbuatannya,” jelas Rinto.
Pelaku kini ditahan dan dijerat dengan Pasal 44 ayat (3) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga, Pasal 351 ayat (3) KUHP, serta Pasal 338 KUHP. Ancaman hukuman maksimal atas perbuatannya adalah 15 tahun penjara.
“Pelaku menyesali perbuatannya, tetapi proses hukum akan tetap berjalan,” tegas Rinto.
Kepolisian Resor Kapuas Hulu mengimbau masyarakat untuk mengelola emosi dengan baik dan mencari solusi damai dalam menghadapi konflik keluarga.
“Jika ada indikasi kekerasan dalam rumah tangga, segera laporkan kepada pihak berwenang untuk mencegah kejadian serupa,” tambahnya.
Kasus ini menjadi pengingat pentingnya pengendalian emosi dalam menyelesaikan konflik keluarga. Tragedi Kapak Berdarah tidak hanya menyisakan luka bagi keluarga korban, tetapi juga mengguncang masyarakat Kapuas Hulu, yang berharap kejadian serupa tidak terulang lagi di masa depan.[SK]