Bengkayang, Kalbar (Suara Nusantara) – Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, melaporkan telah merehabilitasi sebanyak 27 korban penyalahgunaan narkotika melalui layanan rehabilitasi rawat jalan sepanjang tahun 2024.BNN kabupaten Bengkayang gelar press release akhir tahun.SUARANUSANTARA/SK
"Tahun ini, BNN Kabupaten Bengkayang merehabilitasi 27 klien rawat jalan," ujar Kepala BNN Kabupaten Bengkayang, Wahyu Kurniawan, Kamis (2/1/2025).
Dari total klien yang direhabilitasi, sebanyak 88,89 persen adalah laki-laki (24 orang) dan 11,11 persen perempuan (3 orang). Jenis narkotika yang paling banyak dikonsumsi adalah: Sabu: 16 klien (59,26 persen) Alkohol: 7 klien (25,92 persen) Inhalan (Lem): 3 klien (11,1 persen)Ekstasi: 1 klien (3,70 persen)
Rentang usia klien bervariasi antara 14 hingga 52 tahun, dengan mayoritas memiliki tingkat pendidikan tamatan Sekolah Dasar (SD) dan bekerja sebagai petani atau pelajar."Rehabilitasi bertujuan untuk memulihkan ketergantungan narkotika serta mengembalikan fungsi sosial korban di masyarakat," jelas Wahyu.
Saat ini, BNN Kabupaten Bengkayang menyediakan layanan rehabilitasi melalui Klinik Pratama Sebalo, dua lembaga mitra, serta fasilitas di Puskesmas Bengkayang dan RSU Bethesda Serukam.
Kinerja Rehabilitasi dan Capaian
Layanan rehabilitasi rawat jalan BNN Bengkayang mendapat Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) sebesar 89 persen (kategori sangat baik) dan Indeks Kapabilitas Rehabilitasi (IKR) dengan nilai A (Optimal) sebesar 3,79. Selain itu, sejak 2021, BNN Bengkayang telah membentuk 6 unit Intervensi Berbasis Masyarakat (IBM) dengan 30 Agen Pemulihan terlatih.
Tidak adanya tempat rehabilitasi rawat inap di Kabupaten Bengkayang, sehingga banyak korban tidak mendapatkan layanan sesuai hasil asesmen.
"Kondisi ini menjadi tantangan dalam pelaksanaan program rehabilitasi dan P4GN di daerah," ungkap Wahyu.
"Kerja sama lintas sektor sangat diperlukan agar kita dapat menciptakan Bengkayang yang bebas dari narkotika," pungkasnya.[SK]