Kondisi Pasar Mempawah di jalur protokol yang direndam banjir setinggi 30-40 cm. Aktivitas ekonomi warga nyaris lumpuh, Selasa (17/12/2024) pagi./Suara Kalbar
Mempawah, Kalbar (Suara Nusantara) – Aktivitas ekonomi warga Mempawah, Kalimantan Barat, hampir lumpuh setelah banjir setinggi 40 cm menggenangi pasar dan kawasan pemukiman pada Selasa (17/12/2024) pagi.
Air mulai meluap sejak pukul 05.00 WIB dan terus meningkat hingga pukul 07.00 WIB, merendam Pasar Mempawah di Jalan Gusti M. Taufik serta banyak kompleks pemukiman penduduk.
Warga setempat, seperti Bayu Purnomo, yang sehari-hari berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN), mengungkapkan dampak banjir terhadap aktivitas ekonomi yang hampir sepenuhnya terhenti.
“Aktivitas ekonomi pun nyaris lumpuh. Bahkan hampir semua pemilik toko memilih menunda untuk membuka tempat usahanya,” ujar Bayu.
Ia menambahkan bahwa curah hujan yang cukup tinggi di kawasan perhuluan menjadi penyebab utama genangan air yang berlebihan. Menurut Bayu, banjir yang paling parah terjadi dalam dua hari terakhir, dan diperkirakan air masih akan terus naik hingga besok.
Davis Ananda, seorang warga Kelurahan Tengah, turut merasakan dampaknya. Kompleks perumahan tempat ia tinggal terendam setinggi 40 cm, membuat aktivitas seperti berangkat ke sekolah menjadi sulit.
“Banjir ini benar-benar mengganggu aktivitas kami sehari-hari. Rumah saya terendam, anak saya tidak bisa berangkat sekolah ke SMPN 2 Mempawah Hilir,” ungkap Davis.
Selain itu, di media sosial Facebook, banyak netizen dari berbagai wilayah Mempawah membagikan kondisi rumah dan lingkungan mereka yang terendam banjir. Beberapa foto dan video menunjukkan bagaimana genangan air menggenangi halaman, jalan, dan rumah-rumah warga.
Situasi ini memerlukan perhatian serius dari pemerintah daerah untuk mengatasi permasalahan banjir yang terus berulang setiap musim hujan. Warga berharap adanya langkah-langkah konkret untuk mengurangi dampak bencana alam tersebut demi kelancaran aktivitas ekonomi dan keseharian mereka.[SK]