Ketua FPK Kabupaten Bengkayang, Yohanes, menekankan pentingnya dialog dalam memperkuat karakter positif masyarakat, terutama dalam menghormati budaya dan lingkungan. Menurutnya, pendekatan ini adalah langkah fundamental untuk mencegah konflik dan memperkuat harmoni di kawasan perbatasan.
“Melalui pemahaman budaya, identitas, dan kebiasaan masing-masing komunitas, masyarakat dapat menghindari salah tafsir yang berpotensi memicu konflik bahkan perang. Penghormatan terhadap perbedaan adalah kunci utama menjaga perdamaian,” ujar Yohanes.
Membangun Pemahaman dan Penghormatan
Diskusi terbuka ini melibatkan Forkopincam, tokoh adat, tokoh agama, pemuda, dan masyarakat setempat. Pemaparan dari Kepala Kesbangpol Kabupaten Bengkayang, Yakobus, menyoroti pentingnya mutual understanding dan rasa hormat terhadap budaya serta lingkungan antar komunitas yang berbeda.
“Proses pembelajaran karakter positif dalam budaya dan lingkungan tidak cukup hanya dari buku atau film. Dibutuhkan interaksi langsung dengan komunitas setempat untuk memahami nilai-nilai budaya dan lingkungan mereka,” kata Yakobus.
Yakobus menambahkan bahwa dialog terbuka seperti ini memungkinkan masyarakat belajar memahami keberagaman melalui pengalaman langsung, sehingga dapat menciptakan hubungan yang harmonis di tingkat lokal maupun lintas wilayah.
Partisipasi Multistakeholder
Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Camat Jagoi Babang Saidin, Dansub Satgaster Koramil 1209-07/Jgb Mayor Arm Yoyo Sunaryo, Kapolsek Jagoi Babang AKP Asep Maulana, Camat Seluas Radid, dan Sekcam Kecamatan Siding Andi. Juga hadir Ketua DAD Jagoi Babang Sujianto, Kepala Desa se-Kecamatan Jagoi Babang, serta tokoh adat, tokoh agama, dan tokoh pemuda. Total peserta dialog berjumlah 55 orang.
Hasil dan Harapan
Dialog ini menghasilkan beberapa rekomendasi, di antaranya perlunya kegiatan serupa diadakan secara berkala untuk mempererat hubungan antar komunitas. Selain itu, pendekatan berbasis budaya lokal diusulkan sebagai metode utama untuk membangun karakter positif masyarakat perbatasan.
“Interaksi yang terjalin dalam dialog ini tidak hanya mempererat hubungan, tetapi juga memperkaya pemahaman terhadap keberagaman budaya di kawasan perbatasan. Kami berharap kegiatan ini dapat menjadi fondasi perdamaian yang berkelanjutan,” tutup Yohanes.
Dialog terbuka ini mencerminkan komitmen bersama untuk menjaga keharmonisan di kawasan perbatasan, menjadikan budaya dan lingkungan sebagai pilar utama dalam membangun perdamaian. [SK]