Pontianak, Kalbar (Suara Nusantara) – Penyakit leptospirosis kembali menjadi sorotan setelah enam nelayan di Kapal Motor Mariana, Merak, Banten, dilaporkan meninggal akibat infeksi bakteri ini. Selain menyebabkan kematian, penyakit yang menyebar melalui vektor tikus ini juga membuat beberapa awak kapal lainnya harus menjalani karantina dan perawatan intensif di rumah sakit.
Kepala Balai Kekarantinaan Kesehatan (BKK) Kelas I Pontianak, Mokhamad Zainul Mukhorobin, menjelaskan bahwa sebanyak 16 orang dirawat di rumah sakit, sementara 14 lainnya menjalani masa karantina untuk menghindari penularan lebih lanjut. “Ada kapal nelayan yang terjangkit sebuah penyakit sehingga ada 6 orang yang meninggal, 16 orang yang dirawat di rumah sakit, 14 orang yang dikarantina yang diduga disebabkan oleh leptospirosis,” kata Zainul saat dikonfirmasi pada Kamis (17/10/2024).
Sosialisasi Pengendalian Risiko di Pelabuhan dan Kapal Nelayan
Merespon meningkatnya kasus leptospirosis ini, BKK Kelas I Pontianak segera bergerak dengan melakukan edukasi dan peningkatan kesadaran di kalangan pemilik dan nelayan kapal. Upaya sosialisasi ini bertujuan menekan risiko penularan penyakit di kalangan awak kapal dan pelabuhan perikanan di wilayah Kalimantan Barat.
“Pada momentum ini, BKK Kelas I Pontianak mengajak stakeholder lain, khususnya di pelabuhan perikanan di Kalbar, untuk memberikan edukasi kepada para nelayan melalui kegiatan sosialisasi,” ungkap Zainul. Dia menekankan bahwa minimnya perhatian terhadap standar kebersihan di kapal menjadi salah satu faktor utama penyebaran leptospirosis.
Kebersihan Kapal dan Lingkungan Pelabuhan Jadi Fokus
Menurut Zainul, sanitasi buruk dan kehadiran tikus sebagai vektor penyebaran leptospirosis menjadi masalah besar di pelabuhan. “Risiko kesehatan dari vektor seperti tikus yang sering ditemukan di lingkungan pelabuhan juga menjadi perhatian khusus. Sanitasi yang buruk dan vektor inilah yang sering menjadi penyebab utama penyebaran penyakit leptospirosis, terutama di kawasan pelabuhan yang banyak aktivitas nelayan,” tambahnya.
Lomba Kapal Sehat, Tingkatkan Kesadaran Nelayan akan Kesehatan
Sebagai bagian dari rangkaian peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) 2024, BKK Kelas I Pontianak turut menggelar lomba kapal sehat. Lomba ini bertujuan mendorong peningkatan kesadaran nelayan mengenai pentingnya kebersihan kapal dan lingkungan pelabuhan demi mencegah penyakit menular seperti leptospirosis.
“Mudah-mudahan dengan lomba ini bisa meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai betapa pentingnya kesehatan untuk kehidupan kita,” harap Zainul.
Dukungan Penuh dari Kepala UPT Pelabuhan Perikanan Kalbar
Kegiatan ini juga mendapat dukungan dari Kepala UPT Pelabuhan Perikanan Provinsi Kalimantan Barat, Kasianus Kimin. Ia menilai edukasi tentang kebersihan dan kesehatan awak kapal sangat penting untuk menjaga keberlangsungan usaha nelayan. “Saya sangat mendukung lomba kapal sehat ini. Edukasi tentang kebersihan dan pencegahan penyakit menular seperti leptospirosis sangatlah penting. Jika kapal bersih, maka kesehatan awak kapal pun terjaga. Saya berharap kegiatan ini bisa menjadi agenda tahunan yang didukung berbagai pihak,” ungkap Kasianus.
Dengan sosialisasi dan lomba kapal sehat ini, BKK Kelas I Pontianak berharap pelabuhan dan kapal nelayan di Kalbar dapat terhindar dari risiko penyakit, khususnya leptospirosis. Langkah ini diharapkan menjadi bagian dari upaya kolektif untuk meningkatkan standar kebersihan dan kesehatan bagi seluruh pengguna pelabuhan.[SK]